Jumat, 06 Desember 2019

Memelihara Ikan Patin

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan Patin (Pangasius spp) merupakan spesies ikan dari jenis Pangasidae yang memiliki ciri-ciri umum tidak bersisik, tidak memiliki banyak duri, kecepatan tumbuhnya relatife cepat, fekunditas dan sintasannya tinggi, dapat diproduksi
secara massal dan memiliki peluang pengembangan skala industri. Dengan banyak keunggulan tersebut ikan ini
menjadi salah satu komoditas perikanan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, baik dalam segmen usaha pembenihan maupun usaha pembesarannya.
Sebagian jenis dari ikan patin ini merupakan ikan introduksi dari Bangkok-Thailand dan sebagian lagi merupakan
jenis ikan lokal Indonesia yang terdapat pada sungai-sungai di pulau Sumatera, Kalimantan bahkan Jawa. Jenis-jenis
ikan patin yang lazim dibudidayakan di Indonesia antara lain adalah : (1) Patin Siam (Pangasius hypophthalmus); (2)
Patin Djambal (Pangasius djambal) ; dan (3) Patin Pasopati (Pangasius sp).
Perkembangan budidaya telah meningkat pesat sejak teknologi pembenihannya telah sepenuhnya dikuasai,
berbagai teknologi telah diterapkan dan dikembangkan pada pembenihan ikan patin, yang antara lain melalui kawin suntik (induced spawning) yaitu pemijahan yang dilakukan dengan pemberian rangsangan hormon untuk mempercepat proses pematangan gonad, pembuahan telur dan sperma dilakukan dengan teknik pengurutan
(stripping) pada induk jantan dan betina yang telah matang gonad. Larva hasil penetasan telur kemudian dideder
pada akuarium atau bak selama 2 -3 minggu sebelum kemudian dilakukan pendederan tahap selanjutnya serta tahap
pembesaran di Kolam, Keramba Tancap maupun Keramba Jaring Apung.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan disusunnya booklet pedoman pembenihan ikan patin ini antara lain adalah untuk memasyarakatkan pembenihan ikan patin kepada kelompok pembenih ikan baik skala besar maupun kecil, yang
pada akhirnya dapat meningkatkan jumlah produksi dan tingkat konsumsi masyarakat terhadap ikan patin.
Untuk menjaga kesinambungan usaha dan meningkatkan produksi benih patin baik jumlah dan kualitasnya, maka
para pembenih perlu dibekali dengan pengetahuan mengenai manajemen induk dan teknik pembenihan ikan patin.
Mengingat di negara tetangga Vietnam dan China ikan patin sudah menjadi komoditas primadona ekspor,
kedepan diharapkan Indonesia dapat menyusul menjadi salah satu negara eskportir ikan patin karena peluang pasarekspor masih terbuka luas ke beberapa negara tujuan ekspor seperti Amerika Serikat dan Negara-negara di Eropa.

1

Rabu, 06 Maret 2019

Mevotivasi Orang Berkelompok pada Kelompok Perikanan

Pendahuluan
                Dalam kehidupannya, manusia dapat dipastikan tidak bisa lepas dari kehidupan kelompok. Manusia tidak mungkin hidup secara wajar dan normal tanpa adanya kehidupan kelompok yang menyertai kehidupannya.
Mengapa seseorang itu masuk kelompok ? Manusia di samping sebagai makhluk individual, makhluk religius juga sebagai mahluk sosial. Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai dorongan untuk berhubungan dengan manusia yang lain.
                Dengan adanya dorongan pada manusia untuk mengadakan hubungan dengan manusia lain, maka terbentuklah kelompok-kelompok dalam kehidupan masyarakat. Namun kenyataan menujukkan bahwa dalam masyarakat di dapati adanya bermacam-macam kelompok yang cukup bervariasi, misalnya ada kelompok belajar, kelompok pemuda, kelompok pencinta alam, kelompok pengajiaN, kelompok ibu-ibu PKK , kelompok pencinta alam, kelmpok peneliti, kelompok usaha perikanan dan pertanian  dan sebagainya.
                Dari berbagai jenis kelompok diatas dengan tujuan yang berbeda-beda mereka membentuk atau masuk dalam kelompok yang berbeda. Dengan minat yang berbeda pula mereka membentuk atau masuk dalam kelompok yang berbeda. Suatu hal yang perlu disadari oleh para anggota kelompok adalah bahwa tujuan bersama itu akan dapat dicapai dengan sukses apabila ada kerjasama yang baik dari para anggota. Apabila tidak disadari akan hal tersebut maka masing-masing anggota kelompok akan bergerak sendiri-sendiri, sehingga kelompok tersebut akan bubar atau mengalami disintegrasi.
Dapat menumbuhkan rasa solidaritas dan menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap tugas masing-masing dalam setiap anggota kelompok.
Motivasi Dalam Kelompok dorongan yang membuat seseorang untuk masuk dalam sebuah keanggotaan kelompok dari dalam diri individu tersebut maupun dari lingkungan individu. Orang sering kali masuk dalam kelompok karena alasan – alas an berikut; ketertarikan interpersonal, keanggotaan kelompok, efek instrumental dari keanggotaan kelompok (kemudahan-kemudahan yang didapat dalam sebuah kelompok), tujuan kelompok dan Aktivitas kelompok
Selain alasan orang untuk masu kedalam sebuah kelompok antara lain ialah; karena alas an keamanan, status tiap – tiap anggotanya, adanya penghargaan diri, pertalian antara tiap – tiap anggotanya, pencapaian tujuan yang sama antara tiap anggota, serta krena alasan kekuasaan.
                Seseorang masuk dalam sebuah keanggotaan kelompok adalah; pemuasan kebutuhan-kebutuhan psikologis (merasa aman, cinta), kebutuhan akan informasi serta meningkatkan ketahanan yang adaptif. Menunjukan motivasi dalam kelompok adalah: Pengamatan maksudnya adalah bahwa dalam setiap kelompok itu memiliki persepsi yang berbeda-beda dan nantinya akan di pecahkan bersama mencapai mufakat bersama yang demokratis.
Pemikiran (Tough)
Perasaan (Affect)
    Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kelompok secara umum
1.             Ciri-ciri pribadi individu ( individual characteristic )
2.             Tingkat dan jenis pekerjaan ( job characteristic )
3.             Lingkungan ( environmental situations )

Peran Motivasi Anggota Kelompok
Menumbuhkan Motivasi dalam Peranan Anggota Kelompok: Membantu terbinannya suatu keakraban antara anggota  kelompok. Mencurahkan segenap perasaan dalam melibatkan diri dalam kegiatan kelompok. Berusaha agar yang dilakukannya itu membantu tercapainya tujuan bersama. Membantu tersusunnya aturan kelompok dan berusaha mematuhinya dengan baik. Benar-benar berusaha untuk secara aktif ikut serta dalam seluruh kegitan kelompok. Mampu berkomunikasi secara terbuka. Berusaha membantu orang lain. Memberi kesemptan kepada anggota lainuntuk juga menjalankan peranannya. Menyadari pentingnya kegitan kelompok itu.
Tahapan Orang Masuk Kelompok
Tahapan-tahapan yang terjadi dalam kelompok biasanya dilakukan sesuai dengan individunya. Dalam arti individunya ketika sedang berada dalam situasi kelompok yang nyaman, aman, tentram, dan lain-lain yang memang membuat kelompok tersebut menjadi unik.
Terdapat 4 tahapan dalam proses kelompok, diantaranya :
1.             tahap forming
2.             tahap storming
3.             tahap norming
4.             tahap performing

I. TAHAP FORMING
Forming adalah tahap orang berkumpul dan membentuk sebuah kelompok. Pada suatu kegiatan, tidak sedikit peserta yang mengikutinya karena penugasan. Kondisi seperti ini tidak jarang menimbulkan perasaan was-was maupun keraguan di hati peserta tersebut. Beberapa pertanyaan yang mungkin muncul adalah “Apakah saya dapat mengikuti kegiatan ini dengan baik?” atau “Apakah saya dapat berbaur dengan peserta yang lain?”. Seorang fasilitator diharapkan dapat memastikan bahwa setiap peserta yang terlibat dalam kegiatan tersebut merasa nyaman dengan lingkungan barunya tersebut. Berikan perhatian secara khusus kepada peserta. Berikan waktu kepada para peserta untuk saling mengenal satu sama lain. Pada kesempatan ini, fasilitator dapat pula menggunakan permainan yang memecah kekakuan (ice breaker).
A. Pandangan Psikoanalisis
Freud : orang bergabung dalam kelompok karena keanggotaan dapat memuaskan kebutuhan dasar biologis dan psikologis tertentu
Ada 2 proses pembentukan kelompok, yaitu:
1. Identifikasi
energi emosi individu (libido) diarahkan ke dirinya dan orang lain. Individu menjadikan orang lain (orang tua) sebagai model egonya EGO IDEAL. Penerimaan orang tua sebagai objek kasih sayang anak akan membentuk ikatan yang kuat kepuasan melalui sense of belonging, kesalingtergantungan, perlindungan terhadap ancaman luar dan meningkatkan self development.
2. Transferen
bagaimana pembentukan kelompok pada masa awal kehidupan individu mempengaruhi perilaku kelompok selanjutnya. Individu melihat pemimpin kelompok sebagai figur otoritas sebagaimana individu menganggap orang tuanya.
B. Pandangan Sosiobiologi
Menurut pandangan ini, orang bergabung dengan kelompok untuk memuaskan keinginan yang kuat untuk berafiliasi secara biologis. Didasarkan teori evolusi dari Charles Darwin : bergabung dengan anggota lain dari satu spesies merupakan ekspresi strategi yang stabil secara evolusioner dan kultural dari individu yang dapat meningkatkan rerata kesuksesan reproduksi.
C. Pandangan Proses Pembandingan Sosial
Orang membutuhkan orang lain karena mereka membutuhkan informasi tentang diri mereka dan lingkungan mereka dan kebutuhan akan informasi. Ini hanya dapat dipenuhi dari orang lain. Individu membandingkan diri mereka dengan orang lain tentang keyakinan, opini dan
sikap mereka apakah benar, valid, sesuai.
D. Pandangan Pertukaran Sosial
Model ketertarikan kelompok, dengan mempertimbangkan :
1. reward
2. cost
Masuk Keanggotaan kelompok perikanan dapat dapat bersifat tidak sukarela atau sukarela. Keanggotaan dalam kelompok keluarga tertentu adalah tidak sukarela. Ada beberapa organisasi (kelompok) yang anggota-anggotanya terhimpun di dalam kelompok itu atas dasar kedudukannya. Dalam kelompok sepeti ini semua perangkat yang menduduki jabatan atau status yang dimaksud, mau tidak mau menjadi anggota dari kelompok itu. Sebaliknya kelompok yang keanggotaanya bersifat sukarela biasanya lebih bebas dan peranan anggota lebih besar dalam menentukan gerak dan kegiatan kelompok itu.
Mengapa seseorang mau memasuki suatu kelompok perikanan secara sukarela ? Ada tiga alasan, yaitu :
a.   Dalam kelompok itu dapat dicapai tujuan atau kepentingan pribadi yang penting, misalnya kedudukan dan penghargaan.
b.   Kelompok itu menyajukan kegiatan-kegiatan yang menarik, seperti diskusi, menjelajah alam, darmawisata, olahraga dan sebagainya.
c.   Dengan memasuki kelompok perikanan itu kebutuhan-kebutuhan tertentu dapat teprpenuhi, seperti kebutuhan untuk memiliki dan dimiliki, kebutuhan untuk dikenal oleh prang lain, kebutuhan akan rasa aman, dan sebagainya.
KELEMBAGAAN (KELOMPOK) PELAKU UTAMA DAN PELAKU USAHA PERIKANAN
A.      Pengertian Kelompok
       kelompok pelaku utama adalah merupakan wadah kebersamaan para pelaku utama dibidang perikanan dalam upaya untuk mencapai pelaku utama yang tangguh, yaitu yang mampu mengambil keputusan dan tindakan secara mandiri dalam upaya memecahkan masalahnya sendiri, menghadapi tantangan dan mengatasi kendala yang ada.
B.      Ciri-ciri Kelompok yang Efektif
1.        Merupakan wadah yang efektif  untuk bekerja sama
2.        Mempunyai minat dan kepentingan yang sama terutama dalam bidang kelautan dan perikanan
3.        Para anggota biasanya memiliki kesamaan-kesamaan dalam tradisi/kebiasaan, domisili, lokasi usahatani, status  ekonomi, bahasa, pendidikan dan usia.
4.       Bersifat informal
Bentuk Kelembagaan Pelaku Utama Perikanan
Kelembagaan pelaku utama kegiatan perikanan tersebut berbentuk:
1 KUB yang dibentuk oleh nelayan;
2 POKDAKAN yang dibentuk oleh pembudi daya ikan; dan
3 POKLAHSAR yang dibentuk oleh pengolah dan pemasar ikan.
4 KUGAR yang dibentuk oleh petambak garam;
5 POKMASWAS  yang dibentuk oleh masyarakat  dalam rangka  pengawasan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan.
Ciri Kelembagaan Pelaku Utama Perikanan
a Kelompok Perikanan
1)  Memiliki jumlah anggota kelompok 10 25 orang;
2) Pelaku utama yang berada di dalam lingkungan pengaruh seorang ketua kelompok;
3)    Mempunyai  tujuan,  minat  dan  kepentingan  yang  sama  terutama dalam bidang usaha perikanan;
4) Memilik kesamaan-kesamaa dala tradisi/kebiasaan domisili, lokasi usaha, status ekonomi, bahasa;
5)  Bersifat informal;
6)    Memiliki saling ketergantungan antar individu;    
7)      Mandiri dan partisipatif; 
8) Memiliki aturan/norma yang disepakati bersama; dan
9)  memiliki administrasi yang rapih.
b.   Gabungan Kelompok Perikanan
1) Terdiri dari 5 - 10 kelompok dalam satu kawasan potensi perikanan;
2) Memiliki  kesamaa prinsip  kebersamaa dan  kemitraan  dalam meningkatkan produksi dan pendapatan usaha perikanan;
3)  Mandiri;
4)    Memiliki  struktur  organisasi  kelembagaan  pelaku  utama  kelautan dan perikanan;
5)    Memiliki usaha perikanan secara komersial;
6)  Berbentu bada huku ata buka bada huku dalam mengembangkan usahanya;
7)    Mempunyai  tujuan,  minat  dan  kepentingan  yang  sama  terutamadalam bidang usaha perikanan;
8)  Bersifat informal;
9) Memiliki aturan/norma yang disepakati bersama;
10) Memiliki administrasi yang rapih.
c Asosiasi Perikanan
1) Terdiri dari minimal 3 GAPOKKAN;
2) Memiliki kesamaan jenis usaha;
3)   Memiliki prinsip kebersamaan  dan kemitraan  dalam meningkatkan produksi dan pendapatan usaha perikanan;
4) Mandiri;
5) Memiliki usaha perikanan secara komersial;
6) Berbentu bada huku ata buka bada huku dalam mengembangkan usahanya;
7)   Mempunyai  tujuan,  minat  dan  kepentingan  yang  sama  terutama dalam bidang usaha perikanan;
8)   Bersifat informal;
9)   Memiliki aturan/norma yang disepakati bersama;
10) Memiliki administrasi yang rapih.
d Korporasi Perikanan
1)   Anggota terdiri dari 2 perusahaan perikanan atau lebih;
2)   Memiliki badan hukum;
3)   Prinsip kebersamaan  dan kemitraan dalam meningkatkan produksi dan pendapatan usaha perikanan;
4) Memiliki usaha perikanan secara komersial;
5)   Mempunyai  tujuan,  minat  dan  kepentingan  yang  sama  terutama dalam bidang usaha perikanan;
6)  Bersifat informal;
7)   Memiliki aturan/norma yang disepakati bersama;
8) Memiliki administrasi yang rapih.

http://hadipranotostarz.blogspot.com/2011/09/macam-macam-kelompok-motivasi-dan.html (di akses 11 Juni 2019)

INFORMASI LEBIH LANJUT DAPAT:
Kelompok Jabatan Fungsional (Kjf)
Dinas Perikanan Kabupaten Hulu Sungai Utara
Jl. Sukmaraga NO. 062. Telp (0527) 61636 Fax (0527) 61514
Contact Person:
TEGUH MARTADINATA
HP: 085106259215
Email : marta1di2nata@gmail.com

Jumat, 06 Desember 2019

Memelihara Ikan Patin

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan Patin (Pangasius spp) merupakan spesies ikan dari jenis Pangasidae yang memiliki ciri-ciri umum tidak bersisik, tidak memiliki banyak duri, kecepatan tumbuhnya relatife cepat, fekunditas dan sintasannya tinggi, dapat diproduksi
secara massal dan memiliki peluang pengembangan skala industri. Dengan banyak keunggulan tersebut ikan ini
menjadi salah satu komoditas perikanan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, baik dalam segmen usaha pembenihan maupun usaha pembesarannya.
Sebagian jenis dari ikan patin ini merupakan ikan introduksi dari Bangkok-Thailand dan sebagian lagi merupakan
jenis ikan lokal Indonesia yang terdapat pada sungai-sungai di pulau Sumatera, Kalimantan bahkan Jawa. Jenis-jenis
ikan patin yang lazim dibudidayakan di Indonesia antara lain adalah : (1) Patin Siam (Pangasius hypophthalmus); (2)
Patin Djambal (Pangasius djambal) ; dan (3) Patin Pasopati (Pangasius sp).
Perkembangan budidaya telah meningkat pesat sejak teknologi pembenihannya telah sepenuhnya dikuasai,
berbagai teknologi telah diterapkan dan dikembangkan pada pembenihan ikan patin, yang antara lain melalui kawin suntik (induced spawning) yaitu pemijahan yang dilakukan dengan pemberian rangsangan hormon untuk mempercepat proses pematangan gonad, pembuahan telur dan sperma dilakukan dengan teknik pengurutan
(stripping) pada induk jantan dan betina yang telah matang gonad. Larva hasil penetasan telur kemudian dideder
pada akuarium atau bak selama 2 -3 minggu sebelum kemudian dilakukan pendederan tahap selanjutnya serta tahap
pembesaran di Kolam, Keramba Tancap maupun Keramba Jaring Apung.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan disusunnya booklet pedoman pembenihan ikan patin ini antara lain adalah untuk memasyarakatkan pembenihan ikan patin kepada kelompok pembenih ikan baik skala besar maupun kecil, yang
pada akhirnya dapat meningkatkan jumlah produksi dan tingkat konsumsi masyarakat terhadap ikan patin.
Untuk menjaga kesinambungan usaha dan meningkatkan produksi benih patin baik jumlah dan kualitasnya, maka
para pembenih perlu dibekali dengan pengetahuan mengenai manajemen induk dan teknik pembenihan ikan patin.
Mengingat di negara tetangga Vietnam dan China ikan patin sudah menjadi komoditas primadona ekspor,
kedepan diharapkan Indonesia dapat menyusul menjadi salah satu negara eskportir ikan patin karena peluang pasarekspor masih terbuka luas ke beberapa negara tujuan ekspor seperti Amerika Serikat dan Negara-negara di Eropa.

1

Rabu, 06 Maret 2019

Mevotivasi Orang Berkelompok pada Kelompok Perikanan

Pendahuluan
                Dalam kehidupannya, manusia dapat dipastikan tidak bisa lepas dari kehidupan kelompok. Manusia tidak mungkin hidup secara wajar dan normal tanpa adanya kehidupan kelompok yang menyertai kehidupannya.
Mengapa seseorang itu masuk kelompok ? Manusia di samping sebagai makhluk individual, makhluk religius juga sebagai mahluk sosial. Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai dorongan untuk berhubungan dengan manusia yang lain.
                Dengan adanya dorongan pada manusia untuk mengadakan hubungan dengan manusia lain, maka terbentuklah kelompok-kelompok dalam kehidupan masyarakat. Namun kenyataan menujukkan bahwa dalam masyarakat di dapati adanya bermacam-macam kelompok yang cukup bervariasi, misalnya ada kelompok belajar, kelompok pemuda, kelompok pencinta alam, kelompok pengajiaN, kelompok ibu-ibu PKK , kelompok pencinta alam, kelmpok peneliti, kelompok usaha perikanan dan pertanian  dan sebagainya.
                Dari berbagai jenis kelompok diatas dengan tujuan yang berbeda-beda mereka membentuk atau masuk dalam kelompok yang berbeda. Dengan minat yang berbeda pula mereka membentuk atau masuk dalam kelompok yang berbeda. Suatu hal yang perlu disadari oleh para anggota kelompok adalah bahwa tujuan bersama itu akan dapat dicapai dengan sukses apabila ada kerjasama yang baik dari para anggota. Apabila tidak disadari akan hal tersebut maka masing-masing anggota kelompok akan bergerak sendiri-sendiri, sehingga kelompok tersebut akan bubar atau mengalami disintegrasi.
Dapat menumbuhkan rasa solidaritas dan menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap tugas masing-masing dalam setiap anggota kelompok.
Motivasi Dalam Kelompok dorongan yang membuat seseorang untuk masuk dalam sebuah keanggotaan kelompok dari dalam diri individu tersebut maupun dari lingkungan individu. Orang sering kali masuk dalam kelompok karena alasan – alas an berikut; ketertarikan interpersonal, keanggotaan kelompok, efek instrumental dari keanggotaan kelompok (kemudahan-kemudahan yang didapat dalam sebuah kelompok), tujuan kelompok dan Aktivitas kelompok
Selain alasan orang untuk masu kedalam sebuah kelompok antara lain ialah; karena alas an keamanan, status tiap – tiap anggotanya, adanya penghargaan diri, pertalian antara tiap – tiap anggotanya, pencapaian tujuan yang sama antara tiap anggota, serta krena alasan kekuasaan.
                Seseorang masuk dalam sebuah keanggotaan kelompok adalah; pemuasan kebutuhan-kebutuhan psikologis (merasa aman, cinta), kebutuhan akan informasi serta meningkatkan ketahanan yang adaptif. Menunjukan motivasi dalam kelompok adalah: Pengamatan maksudnya adalah bahwa dalam setiap kelompok itu memiliki persepsi yang berbeda-beda dan nantinya akan di pecahkan bersama mencapai mufakat bersama yang demokratis.
Pemikiran (Tough)
Perasaan (Affect)
    Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kelompok secara umum
1.             Ciri-ciri pribadi individu ( individual characteristic )
2.             Tingkat dan jenis pekerjaan ( job characteristic )
3.             Lingkungan ( environmental situations )

Peran Motivasi Anggota Kelompok
Menumbuhkan Motivasi dalam Peranan Anggota Kelompok: Membantu terbinannya suatu keakraban antara anggota  kelompok. Mencurahkan segenap perasaan dalam melibatkan diri dalam kegiatan kelompok. Berusaha agar yang dilakukannya itu membantu tercapainya tujuan bersama. Membantu tersusunnya aturan kelompok dan berusaha mematuhinya dengan baik. Benar-benar berusaha untuk secara aktif ikut serta dalam seluruh kegitan kelompok. Mampu berkomunikasi secara terbuka. Berusaha membantu orang lain. Memberi kesemptan kepada anggota lainuntuk juga menjalankan peranannya. Menyadari pentingnya kegitan kelompok itu.
Tahapan Orang Masuk Kelompok
Tahapan-tahapan yang terjadi dalam kelompok biasanya dilakukan sesuai dengan individunya. Dalam arti individunya ketika sedang berada dalam situasi kelompok yang nyaman, aman, tentram, dan lain-lain yang memang membuat kelompok tersebut menjadi unik.
Terdapat 4 tahapan dalam proses kelompok, diantaranya :
1.             tahap forming
2.             tahap storming
3.             tahap norming
4.             tahap performing

I. TAHAP FORMING
Forming adalah tahap orang berkumpul dan membentuk sebuah kelompok. Pada suatu kegiatan, tidak sedikit peserta yang mengikutinya karena penugasan. Kondisi seperti ini tidak jarang menimbulkan perasaan was-was maupun keraguan di hati peserta tersebut. Beberapa pertanyaan yang mungkin muncul adalah “Apakah saya dapat mengikuti kegiatan ini dengan baik?” atau “Apakah saya dapat berbaur dengan peserta yang lain?”. Seorang fasilitator diharapkan dapat memastikan bahwa setiap peserta yang terlibat dalam kegiatan tersebut merasa nyaman dengan lingkungan barunya tersebut. Berikan perhatian secara khusus kepada peserta. Berikan waktu kepada para peserta untuk saling mengenal satu sama lain. Pada kesempatan ini, fasilitator dapat pula menggunakan permainan yang memecah kekakuan (ice breaker).
A. Pandangan Psikoanalisis
Freud : orang bergabung dalam kelompok karena keanggotaan dapat memuaskan kebutuhan dasar biologis dan psikologis tertentu
Ada 2 proses pembentukan kelompok, yaitu:
1. Identifikasi
energi emosi individu (libido) diarahkan ke dirinya dan orang lain. Individu menjadikan orang lain (orang tua) sebagai model egonya EGO IDEAL. Penerimaan orang tua sebagai objek kasih sayang anak akan membentuk ikatan yang kuat kepuasan melalui sense of belonging, kesalingtergantungan, perlindungan terhadap ancaman luar dan meningkatkan self development.
2. Transferen
bagaimana pembentukan kelompok pada masa awal kehidupan individu mempengaruhi perilaku kelompok selanjutnya. Individu melihat pemimpin kelompok sebagai figur otoritas sebagaimana individu menganggap orang tuanya.
B. Pandangan Sosiobiologi
Menurut pandangan ini, orang bergabung dengan kelompok untuk memuaskan keinginan yang kuat untuk berafiliasi secara biologis. Didasarkan teori evolusi dari Charles Darwin : bergabung dengan anggota lain dari satu spesies merupakan ekspresi strategi yang stabil secara evolusioner dan kultural dari individu yang dapat meningkatkan rerata kesuksesan reproduksi.
C. Pandangan Proses Pembandingan Sosial
Orang membutuhkan orang lain karena mereka membutuhkan informasi tentang diri mereka dan lingkungan mereka dan kebutuhan akan informasi. Ini hanya dapat dipenuhi dari orang lain. Individu membandingkan diri mereka dengan orang lain tentang keyakinan, opini dan
sikap mereka apakah benar, valid, sesuai.
D. Pandangan Pertukaran Sosial
Model ketertarikan kelompok, dengan mempertimbangkan :
1. reward
2. cost
Masuk Keanggotaan kelompok perikanan dapat dapat bersifat tidak sukarela atau sukarela. Keanggotaan dalam kelompok keluarga tertentu adalah tidak sukarela. Ada beberapa organisasi (kelompok) yang anggota-anggotanya terhimpun di dalam kelompok itu atas dasar kedudukannya. Dalam kelompok sepeti ini semua perangkat yang menduduki jabatan atau status yang dimaksud, mau tidak mau menjadi anggota dari kelompok itu. Sebaliknya kelompok yang keanggotaanya bersifat sukarela biasanya lebih bebas dan peranan anggota lebih besar dalam menentukan gerak dan kegiatan kelompok itu.
Mengapa seseorang mau memasuki suatu kelompok perikanan secara sukarela ? Ada tiga alasan, yaitu :
a.   Dalam kelompok itu dapat dicapai tujuan atau kepentingan pribadi yang penting, misalnya kedudukan dan penghargaan.
b.   Kelompok itu menyajukan kegiatan-kegiatan yang menarik, seperti diskusi, menjelajah alam, darmawisata, olahraga dan sebagainya.
c.   Dengan memasuki kelompok perikanan itu kebutuhan-kebutuhan tertentu dapat teprpenuhi, seperti kebutuhan untuk memiliki dan dimiliki, kebutuhan untuk dikenal oleh prang lain, kebutuhan akan rasa aman, dan sebagainya.
KELEMBAGAAN (KELOMPOK) PELAKU UTAMA DAN PELAKU USAHA PERIKANAN
A.      Pengertian Kelompok
       kelompok pelaku utama adalah merupakan wadah kebersamaan para pelaku utama dibidang perikanan dalam upaya untuk mencapai pelaku utama yang tangguh, yaitu yang mampu mengambil keputusan dan tindakan secara mandiri dalam upaya memecahkan masalahnya sendiri, menghadapi tantangan dan mengatasi kendala yang ada.
B.      Ciri-ciri Kelompok yang Efektif
1.        Merupakan wadah yang efektif  untuk bekerja sama
2.        Mempunyai minat dan kepentingan yang sama terutama dalam bidang kelautan dan perikanan
3.        Para anggota biasanya memiliki kesamaan-kesamaan dalam tradisi/kebiasaan, domisili, lokasi usahatani, status  ekonomi, bahasa, pendidikan dan usia.
4.       Bersifat informal
Bentuk Kelembagaan Pelaku Utama Perikanan
Kelembagaan pelaku utama kegiatan perikanan tersebut berbentuk:
1 KUB yang dibentuk oleh nelayan;
2 POKDAKAN yang dibentuk oleh pembudi daya ikan; dan
3 POKLAHSAR yang dibentuk oleh pengolah dan pemasar ikan.
4 KUGAR yang dibentuk oleh petambak garam;
5 POKMASWAS  yang dibentuk oleh masyarakat  dalam rangka  pengawasan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan.
Ciri Kelembagaan Pelaku Utama Perikanan
a Kelompok Perikanan
1)  Memiliki jumlah anggota kelompok 10 25 orang;
2) Pelaku utama yang berada di dalam lingkungan pengaruh seorang ketua kelompok;
3)    Mempunyai  tujuan,  minat  dan  kepentingan  yang  sama  terutama dalam bidang usaha perikanan;
4) Memilik kesamaan-kesamaa dala tradisi/kebiasaan domisili, lokasi usaha, status ekonomi, bahasa;
5)  Bersifat informal;
6)    Memiliki saling ketergantungan antar individu;    
7)      Mandiri dan partisipatif; 
8) Memiliki aturan/norma yang disepakati bersama; dan
9)  memiliki administrasi yang rapih.
b.   Gabungan Kelompok Perikanan
1) Terdiri dari 5 - 10 kelompok dalam satu kawasan potensi perikanan;
2) Memiliki  kesamaa prinsip  kebersamaa dan  kemitraan  dalam meningkatkan produksi dan pendapatan usaha perikanan;
3)  Mandiri;
4)    Memiliki  struktur  organisasi  kelembagaan  pelaku  utama  kelautan dan perikanan;
5)    Memiliki usaha perikanan secara komersial;
6)  Berbentu bada huku ata buka bada huku dalam mengembangkan usahanya;
7)    Mempunyai  tujuan,  minat  dan  kepentingan  yang  sama  terutamadalam bidang usaha perikanan;
8)  Bersifat informal;
9) Memiliki aturan/norma yang disepakati bersama;
10) Memiliki administrasi yang rapih.
c Asosiasi Perikanan
1) Terdiri dari minimal 3 GAPOKKAN;
2) Memiliki kesamaan jenis usaha;
3)   Memiliki prinsip kebersamaan  dan kemitraan  dalam meningkatkan produksi dan pendapatan usaha perikanan;
4) Mandiri;
5) Memiliki usaha perikanan secara komersial;
6) Berbentu bada huku ata buka bada huku dalam mengembangkan usahanya;
7)   Mempunyai  tujuan,  minat  dan  kepentingan  yang  sama  terutama dalam bidang usaha perikanan;
8)   Bersifat informal;
9)   Memiliki aturan/norma yang disepakati bersama;
10) Memiliki administrasi yang rapih.
d Korporasi Perikanan
1)   Anggota terdiri dari 2 perusahaan perikanan atau lebih;
2)   Memiliki badan hukum;
3)   Prinsip kebersamaan  dan kemitraan dalam meningkatkan produksi dan pendapatan usaha perikanan;
4) Memiliki usaha perikanan secara komersial;
5)   Mempunyai  tujuan,  minat  dan  kepentingan  yang  sama  terutama dalam bidang usaha perikanan;
6)  Bersifat informal;
7)   Memiliki aturan/norma yang disepakati bersama;
8) Memiliki administrasi yang rapih.

http://hadipranotostarz.blogspot.com/2011/09/macam-macam-kelompok-motivasi-dan.html (di akses 11 Juni 2019)

INFORMASI LEBIH LANJUT DAPAT:
Kelompok Jabatan Fungsional (Kjf)
Dinas Perikanan Kabupaten Hulu Sungai Utara
Jl. Sukmaraga NO. 062. Telp (0527) 61636 Fax (0527) 61514
Contact Person:
TEGUH MARTADINATA
HP: 085106259215
Email : marta1di2nata@gmail.com