Pendahuluan
Dalam
kehidupannya, manusia dapat dipastikan tidak bisa lepas dari kehidupan
kelompok. Manusia tidak mungkin hidup secara wajar dan normal tanpa adanya
kehidupan kelompok yang menyertai kehidupannya.
Mengapa seseorang itu masuk kelompok ?
Manusia di samping sebagai makhluk individual, makhluk religius juga sebagai
mahluk sosial. Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai dorongan untuk
berhubungan dengan manusia yang lain.
Dengan
adanya dorongan pada manusia untuk mengadakan hubungan dengan manusia lain,
maka terbentuklah kelompok-kelompok dalam kehidupan masyarakat. Namun kenyataan
menujukkan bahwa dalam masyarakat di dapati adanya bermacam-macam kelompok yang
cukup bervariasi, misalnya ada kelompok belajar, kelompok pemuda, kelompok pencinta
alam, kelompok pengajiaN, kelompok ibu-ibu PKK , kelompok pencinta alam,
kelmpok peneliti, kelompok usaha perikanan dan pertanian dan sebagainya.
Dari
berbagai jenis kelompok diatas dengan tujuan yang berbeda-beda mereka membentuk
atau masuk dalam kelompok yang berbeda. Dengan minat yang berbeda pula mereka
membentuk atau masuk dalam kelompok yang berbeda. Suatu hal yang perlu disadari
oleh para anggota kelompok adalah bahwa tujuan bersama itu akan dapat dicapai
dengan sukses apabila ada kerjasama yang baik dari para anggota. Apabila tidak
disadari akan hal tersebut maka masing-masing anggota kelompok akan bergerak
sendiri-sendiri, sehingga kelompok tersebut akan bubar atau mengalami
disintegrasi.
Dapat menumbuhkan rasa solidaritas dan
menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap tugas masing-masing dalam setiap
anggota kelompok.
Motivasi
Dalam Kelompok dorongan yang membuat seseorang untuk masuk dalam sebuah
keanggotaan kelompok dari dalam diri individu tersebut maupun dari lingkungan
individu. Orang sering kali masuk dalam kelompok karena alasan – alas an
berikut; ketertarikan interpersonal, keanggotaan kelompok, efek instrumental
dari keanggotaan kelompok (kemudahan-kemudahan yang didapat dalam sebuah
kelompok), tujuan kelompok dan Aktivitas kelompok
Selain alasan orang untuk masu kedalam
sebuah kelompok antara lain ialah; karena alas an keamanan, status tiap – tiap
anggotanya, adanya penghargaan diri, pertalian antara tiap – tiap anggotanya,
pencapaian tujuan yang sama antara tiap anggota, serta krena alasan kekuasaan.
Seseorang
masuk dalam sebuah keanggotaan kelompok adalah; pemuasan kebutuhan-kebutuhan
psikologis (merasa aman, cinta), kebutuhan akan informasi serta meningkatkan
ketahanan yang adaptif. Menunjukan motivasi dalam kelompok adalah: Pengamatan
maksudnya adalah bahwa dalam setiap kelompok itu memiliki persepsi yang
berbeda-beda dan nantinya akan di pecahkan bersama mencapai mufakat bersama
yang demokratis.
Pemikiran (Tough)
Perasaan (Affect)
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kelompok secara umum
1. Ciri-ciri
pribadi individu ( individual characteristic )
2. Tingkat
dan jenis pekerjaan ( job characteristic )
3. Lingkungan
( environmental situations )
Peran Motivasi Anggota Kelompok
Menumbuhkan Motivasi dalam Peranan Anggota
Kelompok: Membantu terbinannya suatu keakraban antara anggota kelompok. Mencurahkan segenap perasaan dalam
melibatkan diri dalam kegiatan kelompok. Berusaha
agar yang dilakukannya itu membantu tercapainya tujuan bersama. Membantu
tersusunnya aturan kelompok dan berusaha mematuhinya dengan baik. Benar-benar
berusaha untuk secara aktif ikut serta dalam seluruh kegitan kelompok. Mampu
berkomunikasi secara terbuka. Berusaha membantu orang lain. Memberi kesemptan
kepada anggota lainuntuk juga menjalankan peranannya. Menyadari pentingnya
kegitan kelompok itu.
Tahapan Orang Masuk Kelompok
Tahapan-tahapan yang terjadi dalam
kelompok biasanya dilakukan sesuai dengan individunya. Dalam arti individunya
ketika sedang berada dalam situasi kelompok yang nyaman, aman, tentram, dan
lain-lain yang memang membuat kelompok tersebut menjadi unik.
Terdapat 4 tahapan dalam proses
kelompok, diantaranya :
1. tahap
forming
2. tahap
storming
3. tahap
norming
4. tahap
performing
I. TAHAP FORMING
Forming adalah tahap orang berkumpul
dan membentuk sebuah kelompok. Pada suatu kegiatan, tidak sedikit peserta yang
mengikutinya karena penugasan. Kondisi seperti ini tidak jarang menimbulkan
perasaan was-was maupun keraguan di hati peserta tersebut. Beberapa pertanyaan
yang mungkin muncul adalah “Apakah saya dapat mengikuti kegiatan ini dengan
baik?” atau “Apakah saya dapat berbaur dengan peserta yang lain?”. Seorang
fasilitator diharapkan dapat memastikan bahwa setiap peserta yang terlibat
dalam kegiatan tersebut merasa nyaman dengan lingkungan barunya tersebut.
Berikan perhatian secara khusus kepada peserta. Berikan waktu kepada para
peserta untuk saling mengenal satu sama lain. Pada kesempatan ini, fasilitator
dapat pula menggunakan permainan yang memecah kekakuan (ice breaker).
A. Pandangan Psikoanalisis
Freud : orang bergabung dalam kelompok
karena keanggotaan dapat memuaskan kebutuhan dasar biologis dan psikologis
tertentu
Ada 2 proses pembentukan kelompok,
yaitu:
1. Identifikasi
energi emosi individu (libido)
diarahkan ke dirinya dan orang lain. Individu menjadikan orang lain (orang tua)
sebagai model egonya → EGO IDEAL. Penerimaan orang
tua sebagai objek kasih sayang anak akan membentuk ikatan yang kuat → kepuasan melalui sense of belonging,
kesalingtergantungan, perlindungan terhadap ancaman luar dan meningkatkan self
development.
2. Transferen
bagaimana pembentukan kelompok pada
masa awal kehidupan individu mempengaruhi perilaku kelompok selanjutnya.
Individu melihat pemimpin kelompok sebagai figur otoritas sebagaimana individu
menganggap orang tuanya.
B. Pandangan Sosiobiologi
Menurut pandangan ini, orang bergabung
dengan kelompok untuk memuaskan keinginan yang kuat untuk berafiliasi secara
biologis. Didasarkan teori evolusi dari Charles Darwin : bergabung dengan
anggota lain dari satu spesies merupakan ekspresi strategi yang stabil secara
evolusioner dan kultural dari individu yang dapat meningkatkan rerata
kesuksesan reproduksi.
C. Pandangan Proses Pembandingan Sosial
Orang membutuhkan orang lain karena mereka
membutuhkan informasi tentang diri mereka dan lingkungan mereka dan kebutuhan
akan informasi. Ini hanya dapat dipenuhi dari orang lain. Individu membandingkan diri
mereka dengan orang lain tentang keyakinan, opini dan
sikap mereka → apakah benar, valid, sesuai.
D. Pandangan Pertukaran Sosial
Model ketertarikan kelompok, dengan
mempertimbangkan :
1. reward
2. cost
Masuk Keanggotaan kelompok perikanan dapat
dapat bersifat tidak sukarela atau sukarela. Keanggotaan dalam kelompok keluarga
tertentu adalah tidak sukarela. Ada beberapa organisasi (kelompok) yang
anggota-anggotanya terhimpun di dalam kelompok itu atas dasar kedudukannya.
Dalam kelompok sepeti ini semua perangkat yang menduduki jabatan atau status
yang dimaksud, mau tidak mau menjadi anggota dari kelompok itu. Sebaliknya
kelompok yang keanggotaanya bersifat sukarela biasanya lebih bebas dan peranan
anggota lebih besar dalam menentukan gerak dan kegiatan kelompok itu.
Mengapa
seseorang mau memasuki suatu kelompok perikanan secara sukarela ? Ada tiga
alasan, yaitu :
a. Dalam kelompok itu dapat dicapai tujuan atau
kepentingan pribadi yang penting, misalnya kedudukan dan penghargaan.
b. Kelompok itu menyajukan kegiatan-kegiatan
yang menarik, seperti diskusi, menjelajah alam, darmawisata, olahraga dan
sebagainya.
c. Dengan memasuki kelompok perikanan itu
kebutuhan-kebutuhan tertentu dapat teprpenuhi, seperti kebutuhan untuk memiliki
dan dimiliki, kebutuhan untuk dikenal oleh prang lain, kebutuhan akan rasa
aman, dan sebagainya.
KELEMBAGAAN (KELOMPOK) PELAKU UTAMA DAN PELAKU
USAHA PERIKANAN
A. Pengertian Kelompok
kelompok pelaku utama adalah merupakan wadah kebersamaan para
pelaku utama dibidang perikanan dalam upaya untuk mencapai pelaku utama yang
tangguh, yaitu yang mampu mengambil keputusan dan tindakan secara mandiri dalam
upaya memecahkan masalahnya sendiri, menghadapi tantangan dan mengatasi kendala
yang ada.
B. Ciri-ciri Kelompok yang Efektif
1.
Merupakan wadah yang efektif untuk
bekerja sama
2.
Mempunyai minat dan kepentingan yang sama terutama dalam bidang kelautan
dan perikanan
3.
Para anggota biasanya memiliki kesamaan-kesamaan dalam tradisi/kebiasaan,
domisili, lokasi usahatani, status
ekonomi, bahasa, pendidikan dan usia.
4.
Bersifat
informal
Bentuk Kelembagaan Pelaku Utama Perikanan
Kelembagaan pelaku utama kegiatan perikanan tersebut berbentuk:
1. KUB yang dibentuk oleh nelayan;
2. POKDAKAN yang dibentuk oleh pembudi daya ikan; dan
3. POKLAHSAR yang dibentuk oleh pengolah dan pemasar ikan.
4. KUGAR yang dibentuk oleh petambak garam;
5. POKMASWAS
yang dibentuk oleh masyarakat
dalam rangka
pengawasan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan.
Ciri Kelembagaan Pelaku Utama Perikanan
a. Kelompok Perikanan
1) Memiliki jumlah anggota kelompok 10 – 25 orang;
2) Pelaku utama yang berada di dalam lingkungan pengaruh seorang ketua kelompok;
3) Mempunyai
tujuan,
minat
dan kepentingan
yang sama terutama dalam bidang usaha perikanan;
4) Memiliki kesamaan-kesamaan dalam tradisi/kebiasaan, domisili, lokasi usaha, status ekonomi, bahasa;
5) Bersifat informal;
6) Memiliki saling ketergantungan antar individu;
7) Mandiri dan partisipatif;
8) Memiliki aturan/norma yang disepakati bersama; dan
9) memiliki administrasi yang rapih.
b. Gabungan Kelompok Perikanan
1) Terdiri dari 5 - 10 kelompok dalam satu kawasan potensi perikanan;
2) Memiliki
kesamaan prinsip kebersamaan dan kemitraan
dalam meningkatkan produksi dan pendapatan usaha perikanan;
3) Mandiri;
4) Memiliki
struktur organisasi kelembagaan pelaku utama
kelautan dan perikanan;
5) Memiliki usaha perikanan secara komersial;
6) Berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum dalam mengembangkan usahanya;
7) Mempunyai
tujuan,
minat
dan kepentingan
yang sama terutamadalam bidang usaha perikanan;
8) Bersifat informal;
9) Memiliki aturan/norma yang disepakati bersama;
10) Memiliki administrasi yang rapih.
c. Asosiasi Perikanan
1) Terdiri dari minimal 3 GAPOKKAN;
2) Memiliki kesamaan jenis usaha;
3) Memiliki prinsip kebersamaan
dan kemitraan
dalam meningkatkan
produksi dan pendapatan usaha perikanan;
4) Mandiri;
5) Memiliki usaha perikanan secara komersial;
6) Berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum dalam mengembangkan usahanya;
7) Mempunyai
tujuan,
minat
dan kepentingan
yang sama terutama dalam bidang usaha perikanan;
8) Bersifat informal;
9) Memiliki aturan/norma yang disepakati bersama;
10) Memiliki administrasi yang rapih.
d. Korporasi Perikanan
1) Anggota terdiri dari 2 perusahaan perikanan atau lebih;
2) Memiliki badan hukum;
3) Prinsip kebersamaan
dan kemitraan dalam meningkatkan produksi dan pendapatan usaha perikanan;
4) Memiliki usaha perikanan secara komersial;
5) Mempunyai
tujuan,
minat
dan kepentingan
yang sama terutama dalam bidang usaha perikanan;
6) Bersifat informal;
7) Memiliki aturan/norma yang disepakati bersama;
8) Memiliki administrasi yang rapih.
http://hadipranotostarz.blogspot.com/2011/09/macam-macam-kelompok-motivasi-dan.html
(di akses 11 Juni 2019)
INFORMASI LEBIH LANJUT
DAPAT:
Kelompok Jabatan
Fungsional (Kjf)
Dinas Perikanan
Kabupaten Hulu Sungai Utara
Jl. Sukmaraga NO. 062.
Telp (0527) 61636 Fax (0527) 61514
Contact Person:
TEGUH MARTADINATA
HP: 085106259215
Email :
marta1di2nata@gmail.com